Langsung ke konten utama

Postingan

Blog, Awal Sebuah Keterpaksaan.

          Saat semakin banyaknya orang beralih ke aplikasi dengan fasilitas visual menarik seperti vlog, tik tok, video content , masih saja ada sekumpulan orang-orang yang setia menulis (ehmm) meski konsistensi belum haqqul yakin 😄.               Menulis sekarang juga banyak ranahnya, kita kecilkan lagi bahasannya, yaitu menulis di blog atau nge-blog. Kenapa harus nge-blog sih? Kenapa gak nulis di platform aja, seperti yang lagi in sekarang? Ya, bagi saya menulis fiksi itu butuh energi lebih. Dulu sempat sih, menjalani masa-masa itu, tapi seiring waktu dan bertambahnya kegiatan, rasanya gak mungkin lagi.             Bukan berarti mendiskreditkan tulisan fiksi ya, bukan Ferguso! Tapi memang ada jenis orang-orang seperti Dewi yang rasanya jauh lebih mengalir menulis non fiksi, ketimbang fiksi. Meski faktanya Dewi itu penikmat fiksi akut 😁.           Cerita kenapa nulis di blog, tentu Dewi punya banyak sekali alasan. Beberapa diantaranya bisa jadi karena ‘terpaksa’. Lho? Jadi awal-awa

Bolu Toba, Oleh-oleh Wajib Medan

           Cerita tentang kuliner, tentu Medan adalah salah satu kota yang menjadi surganya pecinta kuliner. Mulai dari makanan berat hingga cemilan.     Kali ini Dewi mau bahas tentang kuliner Medan yang menjadi oleh-oleh wajib Medan, yaitu Bolu Toba. Dari namanya saja, tentu kita akan diingatkan langsung dengan ikon wisata kota Medan, yaitu Danau Toba. Khas banget ya.     Untuk mencicipi Bolu Toba, kita bisa mendatangi dua outletnya, yang berada di jalan Wahid Hasyim dan jalan Diponegoro. Varian rasa dari Bolu Toba juga beragam. Mulai dari yang full rasa coklat, hingga varian bolu gulung yang dalam satu kotak terdiri dari tiga rasa. Yuuk kita spill satu persatu. 1. Rasa Coklat Padang Bulan Mendengar nama Padang Bulan, pasti langsung teringat pada nama sebuah jalan di Medan yang dekat dengan kawasan USU. Siapa yang berpikiran sama? 😄 Varian satu ini, boros banget sama coklat. Sponge cake nya memang tidak semanis coklat, membuat lidah gak merasa ennek . Rasanya terasa harmonis d

Film Inang Tayang Perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival, Korea Selatan

       Film Inang produksi IDN Pictures      Kabar baik hadir dari dunia perfilman Indonesia. IDN Pictures berhasil mendapat kesempatan untuk berkompetisi di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) di Korea Selatan lewat kategori utama Bucheon Choice Awards. Film tersebut berjudul Inang, dengan genre Thriller Horor.     Film yang disutradarai oleh Fajar Nugros dan ditulis oleh Deo Mahameru dibintangi oleh beberapa faktor dan aktris senior yang namanya tidak asing lagi. Mereka adalah Naysilla Mirdad, Lydia Kandou, Rukman Rosadi, Dimas Anggara, Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto dan Emil Kusumo           Inang merupakan film panjang pertama yang dibintangi Naysilla Mirdad dan kali ini juga ia beradu akting dengan ibunya Lydia Kandou. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang melawan kekuatan jahat yang ingin merenggut bayinya. Hal yang menarik dari film ini adalah adanya lokalitas daerah yang di

Memulai Usaha Lebih Gampang dengan IndiHome

      Saat orang-orang sudah mulai pulang kerja, aku malah baru keluar rumah untuk membeli keperluan bahan orderan Cane yang akan dikerjakan sore ini. Ya, aku memang sedang mengembangkan bisnis kuliner yaitu cane frozen homemade yang telah memiki branding sendiri. Tak sedikit juga yg bertanya, “Apa itu saja cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari?” Usaha Cane Frozen yang kurintis.       Kalau cerita cukup atau tidak, setiap orang tentu berbeda-beda ya. Kalau saya, asal kita gigih dalam berusaha, insyaallah hasil juga tak kan mengkhianati upaya. Bisa bekerja dan punya penghasilan tanpa keluar rumah adalah keuntungan tersendiri apalagi saya seorang ibu.      Bosan dong di rumah aja? Siapa bilang, kadang keluar rumah juga tapi tidak dalam waktu yang lama seperti belanja, mengantar pesanan, atau keperluan lainnya. Apalagi saya punya anak spesial, yang belum mandiri karena keterbatasannya, tentu kondisi ini tidak mengizinkan saya untuk lama berpergian.  Kegalauan dalam Memulai Usaha       Memu

Saat Takdir Bicara (End)

          Setelah melafalkan doa Nabi Ayyub beberapa kali sebelum tidur, tengah malam aku terbangun. Badan sudah basah dengan keringat. Seperti orang yang pulih dari demam panjang.         Paginya badanku sudah terasa lebih ringan, biasanya berat, gak enak. Kepala juga mulai enakan. Ada kurasa 3 hari menahankan sakit yang tak jelas progress nya, tak ada kepastian kapan sembuh. Tapi syukur luar biasa hari ini badanku sudah lebih ringan.          Aktivitas keseharian pelan-pelan dikerjakan, beres-beres rumah, masak. Tapi tetap harus banyak minum, dan jangan telat makan. Belum bisa lepas dari Paracetamol dkk. Masa pemulihan memang tidak sebentar bisa dua mingguan.        Sehari ato 2 hari kemudian saat masih pemulihan, karena malam tidak ada aktivitas lagi, aku melihat sosmed. Aku suka lihat reels dari ig. Gak sengaja dapat reels Oki Setiana Dewi tentang taddabur surat Anbiya tentang Nabi Ayyub, yg ayatnya persis kujadikan doa.         Ada yg menyentuh dari kisah yg diceritakan Oki. Kawan

Saat Takdir Bicara (Part 2)

            Cacar bukanlah sakit yang bisa dianggap remeh. Penularannya saja membuatku cukup surprise, aku yang konon sudah pernah cacar, bisa tertular lagi. Padahal kata temanku yang memang nakes, untuk orang dewasa yang sudah pernah cacar, maka tidak akan gampang tertular, asal imun bagus.        Kurasa hari itu juga aku harus memutuskan hal penting, mengabari bos perihal sakitku, atau izin saja untuk minimal 3 hari, tapi apa mungkin? Baru masuk kerja dah minta izin? Tapi apa harus kulepas pekerjaan ini. Dah semangat gini, dan ini kesempatan langka. Siapapun tau, sekolah tempatku bekerja bukan sekolah biasa.        Disisi lain aku takut penyakit ini menyebar, kalau aku masuk saat masih pemulihan. Karena ada rekan kerja yg sedang hamil, belum lagi anak-anak yang keluar masuk ruangan kami. Hmm sepertinya tak mungkin. Akhirnya aku mengabari bos perihal sakitku.        Ada perasaan lega setelah mengabari kantor, bu bos menyuruhku istirahat dulu, dan menunggu kabar selanjutnya bagaimana

Saat Takdir Bicara (Part 1)

               Sebagai manusia  produktif  tentu kita sudah merencanakan apa saja yang akan dikerjakan, bahkan untuk beberapa bulan ke depan. Namun ada kalanya, takdir berkisah lain.         Kecewa, sakit hati dan berbagai perasaan lainnya akan menjadi hal yg teramat rasional saat apa yg sudah kita rancang, tak sesuai dengan kenyataan. Lalu haruskah menyalahkan Allah yang telah menggariskan takdir? Yuk, simak kisahku agar  bisa menjawabnya.       Tepat saat Ramadhan, aku dapat tawaran dengan posisi bagus sekali, sesuai dengan bidang pekerjaan sebelumnya, angka salary yg mapan, pun lingkungan kerjanya baik. Perfecto istilahnya. Awalnya kupikir ini hadiah dari Allah karena ketekunanku dalam beribadah.      Karena perkiraan masuk kerja masih dua bulan lagi, berbagai persiapan pun dibuat, mulai dari rancangan waktu, karena masuk jam 7 lewat dan pulang sore, anak dengan siapa saat bekerja, dll. Semangat dong ya. Meski sejatinya aku sendiri  bukan tipe pekerja, tapi karena salary lumayan dan