Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Fiksi

Saat Takdir Bicara (Part 1)

               Sebagai manusia  produktif  tentu kita sudah merencanakan apa saja yang akan dikerjakan, bahkan untuk beberapa bulan ke depan. Namun ada kalanya, takdir berkisah lain.         Kecewa, sakit hati dan berbagai perasaan lainnya akan menjadi hal yg teramat rasional saat apa yg sudah kita rancang, tak sesuai dengan kenyataan. Lalu haruskah menyalahkan Allah yang telah menggariskan takdir? Yuk, simak kisahku agar  bisa menjawabnya.       Tepat saat Ramadhan, aku dapat tawaran dengan posisi bagus sekali, sesuai dengan bidang pekerjaan sebelumnya, angka salary yg mapan, pun lingkungan kerjanya baik. Perfecto istilahnya. Awalnya kupikir ini hadiah dari Allah karena ketekunanku dalam beribadah.      Karena perkiraan masuk kerja masih dua bulan lagi, berbagai persiapan pun dibuat, mulai dari rancangan waktu, karena masuk jam 7 lewat dan pulang sore, anak dengan siapa saat bekerja, dll. Semangat dong ya. Meski sejatinya aku sendiri  bukan tipe pekerja, tapi karena salary lumayan dan

Janjiku

 Menulis sebuah novel tetap menjadi impian yang tidak akan pernah aku kubur. Kedengaran impossible memang, mengingat passion menulisku saja lebih cenderung pada non fiksi, dan kesibukanku yang kadang cukup membuyarkan fokus, haha (gak alasan kali ya). Tapi jika tekad sudah tertancap, pantang untuk menyerah. Kenapa berani bertekad menulis sebuah novel? Dulu sempat belajar secara langsung pada novelis Medan, jadi sudah tau step dari awal hingga akhir. Insya Allah masih ingat jika dipraktekkan. Pada umumnya, apapun yang kita tulis,masing-masing punya value tersendiri. Novel atau kumcer, how to atau motivasi, pasti punya nilai plusnya. Maka apa pun yang kita tulis, konsep betul dari awal, apa sisi baik yang akan didapatkan pembaca. Tentang manfaat dari menulis sendiri, agaknya cukup banyak yang paham ya. Saya hanya ingin mengulas sedikit, beberapa manfaat menulis yaitu gambaran jati diri kita dalam kurun waktu tertentu dan sebagai peninggal jejak selama kita hidup. Satu lagi, seba

Baris Puisiku

Malam Ini Malam ini, Niatku menemaniMu Namun  mimpi tlah membuatku terlena Dan tinggalkan kau begitu saja Malam ini, Ku ingin seribu malaikat meng-aminiku Tapi syeitan elok mengayun-ayun kelopak mataku Dan ku tak sadar sekejap saja Malam ini, Jujur ku ingin berdua saja denganMu Tak terpendam lagi rasa rinduku padaMu Menghitung malam-malam yang terlewat tanpaMu Mengenang keindahanmu, kebaikanmu, kasih sayangMu Dan keagunganMu Sungguh ku benar-benar menyadari Tiada arti diri ini tanpaMu Malam ini/ 2 Malam ini, Ku terbujur kaku tanpa daya Teringat lagi, malam-malam yang ku acuhkan tanpaMu Terngiang dalam segelintir malam yang ku habiskan denganMu Aku begitu fasih menyebut asmaMu Saat kau buai aku dalam ketenangan ruhMu Sedu tangisku saat menyulam kata-kata indah dengan tangan yang menengadah syahdu sekali, hingga telekungku basah Tapi ku tau, tak ada banyak waktu untukku Ajudan-ajudanmu tlah mendatangiku Ntah dari mana mereka kan mendekatiku Kepala, kaki atau mana saja yang Kau k