Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Profil Ratna DKS

Mengenal Novel Lebih Dekat dengan Ratna Meski sudah berstatus ibu rumah tangga dengan dua anak, bukanlah alasan untuk ibu paruh baya ini tetap produktif menulis. Bahkan menulis seperti nafas baginya yang harus dilakukan setiap hari. Tentu dengan tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri. Ialah Ratna Dwi Kumalasari atau yang akrab dipanggil Mbak Ratna. Wanita bertubuh mungil ini adalah salah satu penulis Medan yang cukup produktif dalam menulis novel. Sudah ada 13 judul novel yang diselesaikannya, 3 diantaranya adalah novel online. Istri dari Bagus Priyo ini sudah aktif menulis sejak tahun 2006. Terbukti memang 2008 ia berhasil menyelesaikan novel perdananya yaitu Loving Twice . Dilanjutkan dengan Lilia di Negeri Akraland tahun 2011, Winter Hearts tahun 2013, Benci Tapi Cinta, Aku Selalu Ada Untukmu, Penunggu Gunung Salak di tahun 2014, Akulah Malaikat Hatimu di tahun 2015, 9 Days Umratan tahun 2016, Segitiga Cinta Dua Dunia tahun 2018, dan Ada

Janjiku

 Menulis sebuah novel tetap menjadi impian yang tidak akan pernah aku kubur. Kedengaran impossible memang, mengingat passion menulisku saja lebih cenderung pada non fiksi, dan kesibukanku yang kadang cukup membuyarkan fokus, haha (gak alasan kali ya). Tapi jika tekad sudah tertancap, pantang untuk menyerah. Kenapa berani bertekad menulis sebuah novel? Dulu sempat belajar secara langsung pada novelis Medan, jadi sudah tau step dari awal hingga akhir. Insya Allah masih ingat jika dipraktekkan. Pada umumnya, apapun yang kita tulis,masing-masing punya value tersendiri. Novel atau kumcer, how to atau motivasi, pasti punya nilai plusnya. Maka apa pun yang kita tulis, konsep betul dari awal, apa sisi baik yang akan didapatkan pembaca. Tentang manfaat dari menulis sendiri, agaknya cukup banyak yang paham ya. Saya hanya ingin mengulas sedikit, beberapa manfaat menulis yaitu gambaran jati diri kita dalam kurun waktu tertentu dan sebagai peninggal jejak selama kita hidup. Satu lagi, seba