Langsung ke konten utama

Kelola Kesehatan Mental saat Berpuasa

   Ketika ramadhan, tidak hanya penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh, namun juga mental ya. Pasalnya di hari yang panas, dengan perut lapar dan rasa haus tentu jika tidak dibarengi kesabaran, bawaannya mau marah saja. 

      

       Apalagi di penghujung ramadhan dengan kebutuhan yang semakin banyak menjelang lebaran dan menanti THR keluar, membuat kepala jadi pusing. Nah daripada makin pusing, kita perlu lakukan beberapa hal agar kesehatan mental kita terjaga. Karena kalau pikiran dan hati kita terjaga, maka tubuh juga lebih kuat. 


    Lalu apa aja tipsnya?


Tidur yang Cukup. 


       Defenisi tidur yang cukup bagi setiap orang ini beda-beda ya, tidak bisa disamaratakan. Ya kita sendirilah yang paham gimana kebutuhan istirahat tubuh. Apalagi di sepuluh terakhir ramadhan, yang diupayakan seoptimal mungkin ibadah nya. Tentu kuncinya menyesuaikan.


      Kalau Dewi sendiri, selama ramadhan ini, bisa tidur 4 jam, itu rasanya udah cukup banget. Jadi paling lama tidur jam 12 malam, bangun jam 4 pagi. Dengan tidur jam segitu tentu sudah bisa tadarus, tarawih, qiyamullail, zikir, cukup ya. Bangun jam 4 kalau mau solat sunnah dulu masih sempat. Untuk sahur persiapannya tidak terlalu ribet. 


Olahraga

     Jangan pakai alasan sibuk atau lemes untuk tidak olahraga. Ayolah, minimal seminggu sekali kita fungsikan otot-otot ditubuh, menghirup udara segar, jadi badan lebih bugar. 


    Sesibuk-sibuknya, weekend pasti sempat olahraga. Kalau lemas dikerjakan sore, bisa saat pagi. Yang ringan-ringan saja seperti joging, sepedaan, senam, banyak ya. 


    Pasalnya olahraga itu bukan cuma buat badan jadi seger tapi pikiran seperti istirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari yang tiada henti. Gak percaya? Coba aja.


Melakukan Hobi

     Nah, ini memang dikenal, mampu Menghempaskan stres. Lakukan apapun hobi itu, sejauh masih memungkinkan dilakukan, lakukan saja.


     Mungkin ada yang suka menggambar, nulis, masak, berkebun, jalan-jalan. Yang agak susah itu kalau punya hobi belanja. Tentu harus menyiapkan budget khusus ya hehe. 


Hindari Kafein

    Kafein biasa kita temukan di minuman seperti kopi, kopi susu, bahkan teh, meski didalam teh kandungannya tidak banyak.


    Dilansir dari Merdeka, penelitian Institute of Neuroscience of the Universitat Autònoma de Barcelona dan Karolinska Institutet (KI), Swedia menyebutkan bahwa kafein bisa memperburuk gejala neuropsikiatrik.


    Mengkonsumsi kafein saat ramadhan saat sahur atau berbuka, tidak dianjurkan karena bisa memperburuk gejala neuropsikiatrik. Neuropsikiatrik adalah gangguan fungsi otak pada tingkat tinggi yang menyebabkan masalah kejiwaan. Contohnya depresi, mudah marah, perilaku tidak pantas, apatis, maniak hingga gejala bipolar. 


    Seram sekali ya, hingga ke gejala bipolar. Maka lebih baik hindari kopi, agar tidak memicu stres saat berpuasa.


Konsumsi Makanan Sehat


     Apa pentingnya konsumsi makanan sehat dengan kondisi mental kita? Karena apa yang kita makan dapat mempengaruhi mood ketika berpuasa.


    Maka anjuran makanan yang baik saat berpuasa adalah hindara makanan berminyak dan perbanyak konsumsi sayur serta buah-buahan


Memasak sesuai Kebutuhan


     Saat kita berpuasa, mendadak banyak sekali makanan yang ingin di makan. Padahal saat berbuka hanya sedikit makanan yang bisa dikonsumsi karena perut terasa  penuh. 


    Akhirnya makanan yang sudah dimasak jadi terbuang sia-sia. Langkah paling tepat adalah masak sesuai kebutuhan. Sebagai ibu tentu kita paham seberapa besar porsi yang bisa dihabiskan oleh keluarga kita. 


    Dengan masak secukupnya, kita juga tidak terlalu letih dan tidak menghabiskan banyak waktu di dapur. Jadi kita bisa memanfaatkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.


    Selain dari berbagai tips di atas, tentu ibadah juga bisa obat dari penenang jiwa ya. Tidak Dewi bahas kembali, karena sudah ada di bahas pada judul Manfaat puasa bagi kesehatan mental


     Stay healthy ya, biar bisa menutup ramadhan ini dengan full target amalan. 


    

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngapain Lagi Di Bulan Syawal?

       Usai nya Ramadhan berganti dengan Syawal. Ibadah puasa ramadhan telah selesai begitu juga dengan shalat Tarawih. Saat nya merayakan kemenangan, dengan saling bermaafan dan silaturahim dengan sanak keluarga.       Ada rasa lega yang tak terucap setelah berhasil melewati ‘pesantren’ istilah yang ku sebut, dalam waktu sebulan ini. Meski ada juga rasa sedih karena berpisah dengan bulan penuh berkah dan berharap kelak akan bertemu lagi. Amiin.       Setelah Ramadhan selesai, ada beberapa ibadah yang memang tidak dikerjakan lagi. Namun di bulan Syawal ternyata punya anjuran ibadah khusus. Hukumnya sunnah muakkad, yaitu puasa Syawal. Dan juga dianjurkan tetap melanjutkan ibadah rutin yg sudah kita latih selama Ramadhan, seperti tilawah, qiyamul lail, shalat Dhuha, dll.     Singkatnya, sebelas bulan yang kita lalui sebelum bertemu Ramadhan lagi adalah menuai apa yang kita latih selama Ramdadhan. Ya, tidak ada kata istirahat...

Beberapa Poin Penting dalam Berinfaq

          Di bulan Ramadhan, banyak orang yg berlomba-lomba dalam beramal ibadah. Mulai dari Qiyamullail, tadarus, infak, sedekah, zakat, dll. Kali ini Dewi ingin membahas salah satunya, yaitu infaq.        Seperti janji Dewi, tulisan ini bersumber dari kitab Syarah Riyadush Shalihin, karya Imam An-Nawawi jilid 1. Dewi tertarik membaca sebuah hadist yang membahas tentang infaq.        “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Dan mulailah berinfak dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah yang diberikan oleh orang yang memiliki kelebihan. Barang siapa menahan diri dari meminta-minta, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Dan barangsiapa merasa kaya, maka Allah akan membuatnya kaya.” (HR. Bukhari)       Banyak sekali point menarik yang bisa kita ambil dari hadist tersebut, yaitu: 1. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.      Tangan di atas adalah oran...

Siaga Mata Kering dengan Insto Dry Eyes

      Menjadi guru dan penulis (ehmmm), Dewi dituntut untuk prima dan stand by di situasi apa pun. Misal saat mengajar, guru sebaiknya memiliki looks atau tampilan yang bagus saat mengajar. Bukan cuma tentang pakaian tapi kesiapan dalam mengajar. Jika mengajar dalam kondisi yang kurang sehat, atau ada saja organ tubuh yg sakit, sangat tidak maksimal tentu dalam mengajar.         Kontak mata saat mengajar itu penting ya. Membuat si anak jadi semakin yakin dan fokus dalam belajar. Artinya kesehatan mata sangat penting bagi seorang guru, (semua profesi sih ya, hehe). Belum lagi mitos jika mata kita merah, maka akan menular. Arghhh.       Begitu juga sebagai penulis, kita dituntut untuk banyak membaca, sehingga tidak terhindarkan screentime dengan gadget atau laptop dalam waktu yang tidak bisa dipastikan. Sudah pasti mata lelah dan tidak nyaman rasanya.       Ternyata mata lelah, mata merah, terasa sepet dan ker...