Banyak ibu-ibu yang mengeluhkan sulitnya memasak roti, tidak mengembang dengan baik, atau belum lembut seperti yang dijual di toko bakery. Hanya ada seribu satu kejadian saat kita buat roti dan itu langsung lembut seperti yang dijual-jual itu ya bu. Pun kalau sekali mencoba sudah langsung berhasil kita tidak akan benar-benar belajar karena tidak ada kesalahan yang terjadi. Jadi jangan putus asa jika sekali mencoba belum langsung berhasil.
Berikut saya bagikan beberapa tips sebelum mulai bertempur dengan tepung dkk, tak ada salah ngilmu dulu baru praktek ya . Yuuk mari
1. Cari resep yang realistis
Selanjutnya, dengan proses pembuatan yang kita mampu mengerjakannya. Kalau kita googling resep roti, pasti banyak jenis resep yang didapat. Baca dulu baik-baik resepnya. Ada berbagai metode dalam membuat resep, yaitu Straight Dough, No time Dough, Delayed Salt dan Sponge and Dough. Metode yang lazim kita pakai adalah Straight Dough yang hanya dengan sekali fermentasi adonan. Next postingan kita bahas masing-masing metode secara detail ya.
2. Kenali Bahan
Ada beberapa bahan utama dalam membuat roti, yaitu tepung, telur, mentega dan ragi. Kali ini saya akan membahas tentang tepung dan ragi. Ada 3 jenis tepung yang paling dikenal, yaitu tepung protein rendah, tepung protein sedang, tepung protein tinggi. Untuk adonan roti, biasa ada yang memakai tepung protein tinggi saja, ada juga yang dicampur dengan protein rendah, dengan komposisi sesuai resep. Kalau saya biasa hanya memakai satu jenis tepung saja, tapi yang memang lazim untuk roti, adalah tepung merek segitiga biru atau cakra kembar.
Untuk ragi, kita harus mengenali apakah ragi yang dipakai masih aktif atau tidak. Untuk ragi kemasan yang hanya berisi 7 gr, jika baru dibuka dan belum expired, Insha Allah masih aman. Namun untuk ragi curah, kita bisa mengeceknya dengan cara campurkan 0,5 sdm ragi dengan 1 sdm gula dan 50 ml air hangat. Jika setelah diaduk, timbul buih, maka ragi masih aktif.
3. Takar/Timbang Bahan dengan Baik
Untuk menakar atau menimbang dengan akurat, kita bisa menggunakan timbangan digital atau timbangan manual yang bisa kita jumpai di warung, hehe. Cara paling praktis adalah sendok takar. Kini banyak dijual sendok takar, yang dalam satu set terdiri dari berbagai ukuran. Saya pribadi lebih prefer pakai yang digital, lebih enak dilihat, dan akurat. Tinggal sedia baterai kalau-kalau daya habis.
4. Mengadon dengan benar
Cara mengadon yang benar adalah seperti cara mencuci baju. Teknik lainnya adalah saat mencampurkan cairan seperti air atau susu, secara bertahap, jangan sekaligus. Misal, di resep tertera 100 ml susu, maka campurkan secara bertahap. Karena kalau adonan terlalu lembek, sementara mentega/margarin belum ditambahkan, maka nanti kita akan kesulitan untuk membentuk karena adonan terlalu lembek.
Selanjutnya, adon hingga kalis, tandanya adalah saat adonan kita ambil sedikit, lalu kita lebarkan perlahan hingga tipis, adonan tidak robek. Tetapi tidak gampang memang untuk mencapai tekstur ini. Kalau saya cukup adonan tidak lengket ditangan dan wadah, lalu tidak menggumpal dan sudah lembut. Insha Allah tekstur ini cukup dan siap untuk diproofing.
5. Berikan waktu proofing yang baik
Proofing adalah waktu untuk mengistirahatkan adonan. Agar ragi memiliki waktu yang cukup untuk memproses adonan, singkatnya masa fermentasi. Masa proofing ini bermacam-macam ya, tergantung metode pembuatan roti dan resep yang dipakai. Yang penting, waktu proofing yang digunakan tepat, kenapa? Kalau kurang proofing, maka roti tidak akan mengembang dengan maksimal, pun kalau kelebihan maka aroma ragi akan mendominasi roti, jadi terkesan berbau asam.
6. Kempiskan, dan membentuk roti
Setelah diproofing, roti perlu dikempiskan, agar tidak ada udara yang tertinggal di adonan. Mengapa ini penting? Karena jika saat roti dibentuk masih tersisa udara, setelah dioven roti bisa mengempis kembali atau timbul gelembung-gelembung di permukaan roti. Tentu ini saat mengganggu kemolekan dari roti kita ya.
Bentuk roti dengan baik artinya, usahakan permukaan roti yang dibentuk halus, jika sulit kita bisa menggunakan rolling pin. Bentuknya seperti kayu untuk menggiling, ada yang terbuat dari bahan plastik atau juga stainless. Untuk yang ingin memanfaatkan perkakas di rumah, bisa diganti dengan pipa kecil atau botol sirup. Dengan rolling pin kita akan mendapatkan kulit permukaan roti yang halus.
7. Teknik Memanggang
Panaskan oven sebelum memanggang, jangan memasukkan roti dengan suhu rendah. Bisa memakai suhu di atas 100 derajat celcius, tergantung jenis oven yang dipakai. Setelah roti dimasukkan, atur volume api agar tidak terlalu kuat, kecilkan sedikit saja dan perhatikan waktu dalam memanggang. Panggang hingga bagian bawah dan atas roti berwarna agak kecoklatan. Bila bagian bawah sudah kecoklatan terlebih dulu, roti bisa di pindah ke rak atas atau stel pakai api atas saja, agar roti terlihat cantik dan tidak pucat.
8. Jangan Lupakan Olesan
Ada banyak jenis olesan untuk roti, bisa menggunakan susu cair, kuning/putih telur, madu, minyak zaitun, dll. Yang lazim dipakai adalah susu cair. Oles roti sesaat sebelum masuk oven, ini berfungsi agar roti tidak terlalu kering, setelah matang, bisa di olesi margarin/ madu agar mengkilap.
Yang lebih terpenting, dari semua tips diatas adalah jangan bosan untuk mencoba, saya saja perlu tiga kali memasak roti, baru teksturnya cukup layak untuk dimakan, haha. Keahlian akan hadir kalau kita sering praktek ya. Jadi jangan ragu untuk mencoba membuat roti, sekali berhasil ibu akan ketagihan untuk membuatnya sendiri. Lumayan untuk menghemat budget jajan dan tentu lebih sehat dan higienis karena kita mengolahnya sendiri. Selamat mencoba
Sumber diambil beberapa referensi dan pengalaman pribadi.
Senang deh kalau lihat orang pinter bikin kue. Selama ini aku jadi tukang cicip doang soalnya, hehe
BalasHapusNah, berarti kita jodoh. Saya masak, mbak nyicip 😊
BalasHapusSemoga ada kesempatan nyobain roti buatan kak Dewi nih :D
HapusAsik banget ada tipsnya biar rotinya enak. Aku kadang mau bikin roti cuma kebanyakan overthinking sama hasilnya. Akhirnya gak jadi jadi bikinnya huhu
BalasHapusSemangat kak. Kunci utama masak itu rajin mencoba. Dn jgn patah semangat 😊
HapusYa ampun aku jadi pengen ikutan buat, sepertinya patut dicoba nih buat kegiatan di weekend ini
BalasHapusSemoga berhasil mbak 😊
BalasHapusPaling setuju sama langkah pertama, cari resep yang realistis. Yang bahannya mudah ditemukan, cara masaknya mudah dilakukan, serta alat yang dipakai sesuai dengan apa yang kita miliki. Realistis sajalah ya termasuk dalam bikin roti anti gagal.
BalasHapusMantap 👍👍
HapusWah keren, saya belum sukses2 bikin roti, akhirnya lebih suka bikin cake, semoga next bisa praktik tipsnya. 😍
BalasHapusLha, saya malah gk jago bikin cake. Bisa nih bagi tips nya bun 😊
BalasHapusRoti termasuk resep yg saya hindari pdahal saya suka roti hehehe tapi benar kaya ka dewi mang harus mencari resep yg realistis biar ga gampang down. Boleh ka kapan2 d share resep roti yg biasa ka dewi bikin hehehe
BalasHapusKlo view nyampe 100, kita share resep. Hehe
Hapusaku pernah nggak jadi pas liat tutorial tulisan.. akhirnya sekarang liatnya tutorial yang video hehhe..
BalasHapuspersentase kegagalan lebih kecil
Yup. Saya kdg juga buka yt, klo kuota/wifi mndukung hehe
HapusJadi pingin bikin roti beroven. Selama ini nyoba buat roti di kukus :)
BalasHapusYuuk coba kak 😊
HapusMemasak roti itu emang susah gampang, salah sedikit bisa bikin fatal hasil yang dimasak.
BalasHapusKalo buat makan sndiri, seburuk2 nya paling gosong ato tidak ngembang, tetep bs d makan juga bg 😄
HapusBisa nih kapan2 dicoba. Atau kolaborasi bisa kali ya😄
BalasHapusBoleh banget mbak. Japri aja 😄
HapusAkan saya coba, Kak. Semoga berhasil ❤️❤️❤️❤️
BalasHapusdah aku beli aja lah mak atau kalo ada rezeki beli bread cooker wkwkw, paling gak sabar aku beginian, sukses terus ya mak usaha rotinya
BalasHapus