Langsung ke konten utama

Cita-cita Yang Takkan Padam (Review Buku Gerobak Lee Myung Bak)

          


        Jika biasanya Dewi buat review drama korea, kali ini adalah tokoh korea. Hanya uniknya, biasa kita baca biografi orang yang sudah tiada. Lee Myung Bak masih ada, dengan kondisi cukup uzur ya. 

      Lee Myung Bak, adalah mantan presiden Korea Selatan yang memiliki latar belakang keluarga sangat sederhana. Bahkan bisa dibilang miskin. Meski kelahiran Jepang, ia berkewarganagaraan Korea Selatan. Ya, ia sempat tinggal di Jepang, namun karena situasi sedang perang Dunia, mereka pindah. 

       Myung Bak memiliki 7 saudara dan ia adalah anak kelima. Dalam tradisi korea, orang tua percaya bahwa cukup menyekolahkan anak-anak tertua saja hingga perguruan tinggi, yang nantinya mereka bisa menjadi tumpuan keluarga. Ia dan ibunya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sekolah abang-abangnya, sementara ia sendiri tidak berniat disekolahkan. Miris ya. 

     Namun mimpinya tidak pernah terkubur. Ia tetap berusaha untuk sekolah, meski sambil bekerja. Ini terus berjalan hingga ia berhasil masuk ke Universitas Korea. Lalu apa hubungannya dengan gerobak? Lee pernah menjadi petugas sampah yang menggunakan gerobak. Kehidupan kampus tidak hanya dimanfaatkannya untuk belajar tapi dari sini ia mulai berorganisasi. Ilmu negoisasi, yang akhirnya sangat ia andalkan kelak saat menjadi CEO perusahaan ternama di Korea Selatan, Hyundai. 

       Ia pernah terpilih menjadi Dewan Mahhasiswa, di masa politik Korsel sedang panas. Bahkan ia pernah menjadi pemimpin demo mahasiswa karena tidak setuju dengan keputusan Presiden Kim Jong Pil, dan tentu di penjara beberapa bulan. Namun Lee cukup terkenal saat itu, karena ia dikenal berani melawan kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan rakyat Korea dan dipenjara tanpa kesalahan apapun. 

      Awal ia meniti karir juga gak mudah. Banyak perusahaan yang memblack list nya hanya karena ia pernah dipenjara karena melawan pemerintah. Begitu juga saat ia melamar ke Hyundai, setelah semua proses seleksi ia jalani, akhirnya ia tidak diterima juga. Ia tidak tinggal diam menerima takdir. Ia menyurati presiden,  dan akhirnya bisa bekerja di Hyundai. 

      Hanya dalam waktu 10 tahun, Lee bisa mencapai kursi CEO. Bukan gampang, banyak kesulitan yang ia alami. Namun ia gigih untuk terus belajar dan mencari solusi dari semua masalah. Hingga pernah di tusuk perutnya oleh oknum yang benci dengan tempat ia bekerja, lalu membongkar buldozer untuk memperbaiki nya, dan berbagai masalah lain mampu diselesaikannya. Inilah yang membuat karirnya melejit cepat. 

       Saat menjadi CEO ia juga banyak melakukan perluasan di kancah dunia. Bahkan mengimbangi perusahaan konstruksi dari Jepang, Korut dan Jerman. Ia banyak berkontribusi pada perkembangan dunia industri di Korsel. Merasa cukup berkarir di dunia bisnis, ia mencoba dunia politik. Pada tahun 1992 ia terpilih menjadi anggota majelis Nasional dari Partai Baru. Lalu sempat istirahat setahun di Amerika karena ia divonis bersalah telah mmelanggar batasan pengeluaran kampanye, meski dalam buku ini ia memiliki alasan tertenti dan merasa tidak bersalah. 

     Pada tahun 2002, ia terpilih menjadi walikota. Disini diceritakan secara gamblang bagaimana mimpinya membangun kota yang hijau, dengan membongkar ulang sebuah jalan lalu dikembalikan ke bentuk awal yaitu aliran sungai. Yaitu Sungai Cheongge. Awalnya sungai ini telah menjadi jalan utama yg bahkan telah di aspal, namun saat itu Korea tidak memiliki ruang hijau, dan tatanan kota cukup padat. Lee merelokasi tempat ini ke bentuk awal, dengan tampilan yang lebih menarik bahkan menarik wisatawan untuk berkunjung.

        Selain tentang karir, buku ini juga bercerita bagaimana keluarganya, kondisi korea Selatan dari masa ke masa, hingga akhirnya ia terpilih menjadi presiden pada 25 Februari 2008. Bagaimana perjalanan nya saat menjadi presiden tidak diceritakan lagi. 

       Cukup puas la membaca buku setebal 416 halaman ini, udah seperti baca novel. Tapi ini cukup menginspirasi Dewi bahwa tidak ada yang tidak mungkin sejauh kita mau berusaha. Dan uniknya buku terjemahan Lulu Fitri Rahman yang terbit pada 2014 ini ditulis langsung oleh Lee Myung Bak. 

       Kabar Lee Myung Bak terkini, ia mendapat pembebasan dengan jaminan dari dakwaan korupsi karena kondisinya yang sedang sakit. Meski sedih mendengarnya, namun ketika bersalah maka bersedia menerima konsekuensi. Ia sempat mendekam setahun di penjara. 

       Namun bagi Dewi, sosok ini cukup menginspirasi, Lee yang memiliki etos kerja dan loyalitas yang tinggi. Pun saat terjun ke dunia politik ia berusaha bersih dan tidak ikut bermain kotor. Saat menjadi walikota ia tidak semata memikirkan kekayaan pribadi tapi membangun kota menjadi semakin lebih baik. 

       Selamat membaca bagi yang ingin menemukan sesuatu yang menginspirasi. 


Komentar

  1. Sosok lee Myung bak ini cukup menginspirasi ya kak, meski ada beberapa part yang membuat dia akhirnya masuk penjara tapi setidaknya ada beberapa sisi baiknya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, namanya hidup pasti ada dinamika nya. Wktu mahasiswa dia msuk penjara jg krn menentang kebijakan pemerintah yg gk sesuai dgn rakyat. Nah, saat jadi presiden pas kena kasus itu saya gk ikuti lagi. Tp byk mmg sisi baik yg bs kita ambil

      Hapus
  2. Teringatnya kok bisa milih untuk baca buku ini, Kak? Sengaja beli bukunya gitu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya buku diskon, terus kn tertarik liat judul nya. Kok bs presiden dr kalangan rakyat dan ekonomi lemah. Penasaran makanya beli 😁

      Hapus
  3. Lee Myung Bak ini kalau zaman sekarang bisa dibilang generasi sandwich gak sih kak? Tapi bener bener ya perjalanan hidupnya ga mudah namun sangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya gk sih kak. Cuma gmna pas jd presiden, itu yg gk tau. Tp baca kisah hidup nya, dia gk hedon dan sederhana.

      Hapus
  4. suka sekali sama narasi buku ini. Jadi pengen baca bukunya. Motivasinya pasti terasa banget nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget. Pas mereka lg sulit2 nya, kyk nya kita jg gk bakal sanggup d situasi itu.

      Hapus
  5. Baru tahu Lee Myung Bak. Bisa-bisanya Dewi baca buku biografi dari politikus ya alias mantan presiden. Keren. Perjalanan hidupnya luar biasa ya.

    BalasHapus
  6. Ketika ada ulasan buku bagus kayak gini, selalu pengen ikut baca. Semoga bisa menemukan buku ini biar puas menikmatinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Poin Penting dalam Berinfaq

          Di bulan Ramadhan, banyak orang yg berlomba-lomba dalam beramal ibadah. Mulai dari Qiyamullail, tadarus, infak, sedekah, zakat, dll. Kali ini Dewi ingin membahas salah satunya, yaitu infaq.        Seperti janji Dewi, tulisan ini bersumber dari kitab Syarah Riyadush Shalihin, karya Imam An-Nawawi jilid 1. Dewi tertarik membaca sebuah hadist yang membahas tentang infaq.        “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Dan mulailah berinfak dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah yang diberikan oleh orang yang memiliki kelebihan. Barang siapa menahan diri dari meminta-minta, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Dan barangsiapa merasa kaya, maka Allah akan membuatnya kaya.” (HR. Bukhari)       Banyak sekali point menarik yang bisa kita ambil dari hadist tersebut, yaitu: 1. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.      Tangan di atas adalah oran...

Ngapain Lagi Di Bulan Syawal?

       Usai nya Ramadhan berganti dengan Syawal. Ibadah puasa ramadhan telah selesai begitu juga dengan shalat Tarawih. Saat nya merayakan kemenangan, dengan saling bermaafan dan silaturahim dengan sanak keluarga.       Ada rasa lega yang tak terucap setelah berhasil melewati ‘pesantren’ istilah yang ku sebut, dalam waktu sebulan ini. Meski ada juga rasa sedih karena berpisah dengan bulan penuh berkah dan berharap kelak akan bertemu lagi. Amiin.       Setelah Ramadhan selesai, ada beberapa ibadah yang memang tidak dikerjakan lagi. Namun di bulan Syawal ternyata punya anjuran ibadah khusus. Hukumnya sunnah muakkad, yaitu puasa Syawal. Dan juga dianjurkan tetap melanjutkan ibadah rutin yg sudah kita latih selama Ramadhan, seperti tilawah, qiyamul lail, shalat Dhuha, dll.     Singkatnya, sebelas bulan yang kita lalui sebelum bertemu Ramadhan lagi adalah menuai apa yang kita latih selama Ramdadhan. Ya, tidak ada kata istirahat...

Siaga Mata Kering dengan Insto Dry Eyes

      Menjadi guru dan penulis (ehmmm), Dewi dituntut untuk prima dan stand by di situasi apa pun. Misal saat mengajar, guru sebaiknya memiliki looks atau tampilan yang bagus saat mengajar. Bukan cuma tentang pakaian tapi kesiapan dalam mengajar. Jika mengajar dalam kondisi yang kurang sehat, atau ada saja organ tubuh yg sakit, sangat tidak maksimal tentu dalam mengajar.         Kontak mata saat mengajar itu penting ya. Membuat si anak jadi semakin yakin dan fokus dalam belajar. Artinya kesehatan mata sangat penting bagi seorang guru, (semua profesi sih ya, hehe). Belum lagi mitos jika mata kita merah, maka akan menular. Arghhh.       Begitu juga sebagai penulis, kita dituntut untuk banyak membaca, sehingga tidak terhindarkan screentime dengan gadget atau laptop dalam waktu yang tidak bisa dipastikan. Sudah pasti mata lelah dan tidak nyaman rasanya.       Ternyata mata lelah, mata merah, terasa sepet dan ker...