Langsung ke konten utama

Malam Pertama Ramadhan



      Ramadhan bak artis yang kedatangannya di sambut dengan suka cita, ada kebahagiaan karena bisa bertemu kembali dengan bulan berkah ini. Teringat di hari-hari menjelang Ramadhan hampir setiap hari  ada pemberitahuan duka dari mesjid. Ialah mereka yang tak bisa bertemu kembali dengan Ramadhan. 

      Maka dipanjangkan umur esok bisa bertemu Ramadhan hal adalah pertama yang harus disyukuri. Apalagi dengan kondisi sehat pula, Alhamdulillah. Semoga yang masih sakit, saat Ramadhan dimudahkan dalam berpuasa. 

        Sedikit cerita sebulan sebelum Ramadhan, penyakit yang gak di sangka-sangka menyapa. Mulai dari sakit kepala menahun, eh rupanya kolesterol. Sakit kepala masih setia, minumlah obat yang ekstra formula nya dan berujung insomnia, gegara obat yang Dewi minum mengandung kafein. Tenang sebentar eh malah gejala anemia. Lalu flu melanda berkejaran waktu dengan akan ujian tahsin. Kebayangkan ngaji tapi kepala pusing, hidung mampet, suara sengau. Kwkwkw. 

      Alhamdulillah sebelum ujian badan udah enakan. Makanya amat disyukuri nikmat sehat bisa ketemu Ramadhan  seperti sekarang. Meski stand by obat-obatan.

Apa sih Ramadhan?

     Ramadhan sendiri secara bahasa artinya panas, panas yang membakar. Maka ketika Ramadhan kita dianjurkan banyak beribadah karena itulah saatnya dosa-dosa kita dibakar atau diampuni. Ramadhan juga diambil dari kata Ramiidh yang artinya hujan/awan yang turun setelah musim panas, sebagai penanda masuknya musim gugur. Sehingga lunturlah panas yang ada. 

     Pemaknaan luntur bisa diartikan juga saat Ramadhanlah dosa-dosa kita dilunturkan. Pada bulan ini kita dianjurkan melakukan berbagai amalan, selain sebagai penggugur dosa, untuk melatih diri menjadi manusia yang lebih baik, karena sejatinya amal itu mencegah kita dari perbuatan tercela. Juga untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka dalam sebelas bulan selain Ramadhan, jika banyak dosa yang dilakukan, terlalu memprioritaskan dunia, saat Ramadhan lah kita me-maintanance diri. 

      Banyak berkah juga yang hadir saat Ramadhan, mulai dari pengampunan dosa, banyaknya pahala, hikmah kehidupan, menyambung silaturahmi, hingga soal rezeki. Kalau dibayangkan saat ramadhan dan menjelang Lebaran, biaya memang cukup banyak. Namun Allah cukupkan semua selama kita masih berusaha. 

     Yang terpenting saat bekerja, jangan lolos soal ibadah. Maksudnya, pastikan Ramadhan ini kita melakukan berbagai ibadah yang dianjurkan. Tarawih, tadarus, tahajud, sedekah, sholat jamaah di masjid jika memang bisa, Zakat, dll. Mencari rezeki iya, pahala jangan sampe lolos. 

     Jujurly ini sebenarnya reminder juga untuk Dewi. Harapannya, Ramadhan tahun ini kita bisa lebih maksimal beramal ibadah dibanding tahun lalu. Nikmati dan rasakan selagi masih ada kesempatan. 





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngapain Lagi Di Bulan Syawal?

       Usai nya Ramadhan berganti dengan Syawal. Ibadah puasa ramadhan telah selesai begitu juga dengan shalat Tarawih. Saat nya merayakan kemenangan, dengan saling bermaafan dan silaturahim dengan sanak keluarga.       Ada rasa lega yang tak terucap setelah berhasil melewati ‘pesantren’ istilah yang ku sebut, dalam waktu sebulan ini. Meski ada juga rasa sedih karena berpisah dengan bulan penuh berkah dan berharap kelak akan bertemu lagi. Amiin.       Setelah Ramadhan selesai, ada beberapa ibadah yang memang tidak dikerjakan lagi. Namun di bulan Syawal ternyata punya anjuran ibadah khusus. Hukumnya sunnah muakkad, yaitu puasa Syawal. Dan juga dianjurkan tetap melanjutkan ibadah rutin yg sudah kita latih selama Ramadhan, seperti tilawah, qiyamul lail, shalat Dhuha, dll.     Singkatnya, sebelas bulan yang kita lalui sebelum bertemu Ramadhan lagi adalah menuai apa yang kita latih selama Ramdadhan. Ya, tidak ada kata istirahat...

Beberapa Poin Penting dalam Berinfaq

          Di bulan Ramadhan, banyak orang yg berlomba-lomba dalam beramal ibadah. Mulai dari Qiyamullail, tadarus, infak, sedekah, zakat, dll. Kali ini Dewi ingin membahas salah satunya, yaitu infaq.        Seperti janji Dewi, tulisan ini bersumber dari kitab Syarah Riyadush Shalihin, karya Imam An-Nawawi jilid 1. Dewi tertarik membaca sebuah hadist yang membahas tentang infaq.        “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Dan mulailah berinfak dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah yang diberikan oleh orang yang memiliki kelebihan. Barang siapa menahan diri dari meminta-minta, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Dan barangsiapa merasa kaya, maka Allah akan membuatnya kaya.” (HR. Bukhari)       Banyak sekali point menarik yang bisa kita ambil dari hadist tersebut, yaitu: 1. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.      Tangan di atas adalah oran...

Siaga Mata Kering dengan Insto Dry Eyes

      Menjadi guru dan penulis (ehmmm), Dewi dituntut untuk prima dan stand by di situasi apa pun. Misal saat mengajar, guru sebaiknya memiliki looks atau tampilan yang bagus saat mengajar. Bukan cuma tentang pakaian tapi kesiapan dalam mengajar. Jika mengajar dalam kondisi yang kurang sehat, atau ada saja organ tubuh yg sakit, sangat tidak maksimal tentu dalam mengajar.         Kontak mata saat mengajar itu penting ya. Membuat si anak jadi semakin yakin dan fokus dalam belajar. Artinya kesehatan mata sangat penting bagi seorang guru, (semua profesi sih ya, hehe). Belum lagi mitos jika mata kita merah, maka akan menular. Arghhh.       Begitu juga sebagai penulis, kita dituntut untuk banyak membaca, sehingga tidak terhindarkan screentime dengan gadget atau laptop dalam waktu yang tidak bisa dipastikan. Sudah pasti mata lelah dan tidak nyaman rasanya.       Ternyata mata lelah, mata merah, terasa sepet dan ker...