Langsung ke konten utama

War Takjil vs Masak Sendiri

 


     Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti, tidak hanya bagi muslim, tapi  non muslim pun turut bergembira didalamnya. 

   Nah, kalau kita lebih fokus dengan rencana berbagai ibadah apa yang akan dilakukan, bagaimana manajemen waktunya. Bagi kaum nonis (selain ummat islam) mereka bersuka cita karena saat Ramadhan, banyak pedagang musiman yang berjualan. Salah satunya takjil.

War Takjil

   Ya, tren war Takjil sekarang lagi booming. Mereka sampai rela keluar rumah dari jam 3 siang, saat para pedagang takjil baru menyusun aneka kue yang akan dijual. Dan umat islam sendiri jam 3 itu berasa lagi lemas-lemasnya. Cuaca yang hampir selalu panas, ditambah kondisi puasa juga, tentu kita akan malas keluar rumah kecuali penting banget. Lucu ya.

    Ya, itu hanya tren. Tapi jangan sampai kita terbawa arus dengan trend war takjil, ya kalau memang kondisinya tidak sempat menyiapkan makanan berbuka, dan budget mencukupi sih, sah-sah aja. Tapi bagi kaum emak-emak, ini cukup meresahkan. Bener gak? Atau Dewi aja yang ngerasain ini sendiri? *Mak irit nih yeee, kwkwkw.

    Kalau Dewi keinginan untuk ‘beli saja’ saat berbuka sih, kadangkala ada, tapi kalau pun beli secukupnya, gak kalap. Karna jika tidak habis bakal jadi mubazir plus juga kondisi rasa yang belum tentu sesuai sama mulut atau pencernaan.

    Nah, takjil yang dewi maksud di sini macam-macam ya, bukan hanya kue yang manis-manis saja tetapi juga aneka gorengan, per mie-mie an dan berbagai minuman yg dijual. Karena secara bahasa, takjil sebenarnya makanan yang manis-manis. Namun sekarang sepertinya sudah mengalami perluasan makna, bahwa takjil adalah makanan berbuka. 

War Takjil, Good or Not

    Tadi Dewi sempat bahas bahwa war takjil sebenarnya menjadi tren yang cukup meresahkan bagi para emak. Meski memang seyogyanya saat ramadhan nilai kebutuhan menjadi lebih besar, tapi selama bisa diakali kenapa tidak. Pasalnya banyak kebutuhan apalagi menjelang lebaran. Beli baju anak-anak, kue lebaran, zakat, persiapan mudik, sajian lebaran, THR untuk keluarga, wuiih banyak banget. 

    Ini Dewi disclaimer dulu, hanya bagi emak-emak atau kamu yang memang  prefer masak daripada jajan. Mungkin dengan alasan budget, kesehatan, atau memang punya waktu untuk menyiapkan makanan berbuka. 

Rencanakan dan Belanja

   Di awal sebelum ramadhan, Dewi sudah list bahan makanan yang kira-kira bakal terpakai dan memang bakal “termasak” untuk keperluan berbuka atau bahkan sahur. Ya sekalian belanja la ya, biar gak bolak balik. 

   Memang kalau dihitung-hitung besar juga dana belanja, tapi kalau lengkap, mau masak jadi gak bingung kan. 

   Nah, untuk mengurangi keriwehan saat berbuka, di kulkas biasa stok aneka frozen food. Gak sehat dong? Kita masak sendiri boss. Ya kalau kira-kira ribet kayak nugget, bakso, risol, beli aja boleh la 😁

   Nah, frozen apa aja yang gampang di buat? Bakpau, donat isi/donat bolong, pisang pasir (pisang dengan panir), dan cane. Kalau untuk cane, Dewi sarankan beli aja la, lumayan lama buatnya. Kebetulan Dewi produsen, jadi sekalian untuk stok lah. Eh, kok jadi curhat sih hehe.   

    Alasan lainnya kenapa gak sering war takjil ada Dewi sebut soal kesehatan ya. Nah, Dewi dan anak adalah orang-orang spesial yang gak bisa makan pedas, minum es dan sensitif pada minuman dengan pemanis tambahan. Ahhh ribet ya hidup kami 🤣. 

     Nah, maka dari itu sudah paling pas memang masak sendiri, jadi bisa masak sesuai selera hehe. 

     Trus apa gak bosan makan yang itu-itu saja? Cara mengakalinya ya tetap belanja bahan makanan lain, misal nih untuk minuman ya beli cincau, timun suri, timun, atau yang lain. Lebih sering variasi di minuman sih, karna kalau buka puasa kita lebih banyak di minum memang. 

     Soal waktu. Untuk yang selalu pulang kerja sore mungkin agak ribet ya, kecuali masakan yang ringkas. Tapi saya yakin untuk para emak-emak sejati lebih senang masak. Ada kepuasan tersendiri ya kalau sempat masak untuk keluarga. Ada masanya juga merasa letih, nah boleh banget untuk beli makanan diluar, biar gak jenuh. 


   Itu tadi serba-serbi soal takjil. Kamu lebih suka mana, war takjil atau siapin takjil sendiri?

Komentar

  1. Aku nonis. syukaaa beli takjil. hahahaha.
    Tapi tetap secukupnya. Gorengan 5000, kolak 1. Bukan perkara pelit, takut terbuang, ngga dimakan. Kan mubajir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup betul kak, beli seperlunya aja, jgn laper mata. Jd mau jajan tiap hri jg gk masalah, krn budget nya gk war

      Hapus
  2. Keluarga kami gak war takjil, lebih ke 50-50 kalau ada yang bisa di beli ya beli. sisanya masak dirumah sendiri. Kemarin sempat 3 hari berturut beli sayur masak biar ga repot, eh alergi iyahnya kambuh. gak bisa makan msg banyak2 :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, gini kejadian yg males nya. Jd mau gk mau repot dikit tp bs aman dr segi kesehatan. Ih blm jumpa la bu ustazah tu, hihi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vibes dari Blogger Cup, Blogger Medan

        Lazimnya bagi setiap blogger, menulis adalah hal wajib. Tapi sewajib-wajibnya kalau gak berurusan sama job kadang males juga. Hayo, siapa yang samaan?       Biasa bakal ada semangat kalau dikerjain barengan atau ada triggernya. Dan inilah yang Dewi rasakan 2 minggu lalu. Bergabungnya Dewi di komunitas Blogger Medan memang bukan tanpa alasan, ya minimal biar terikut semangat untuk nge-Blog tadi. Dan pas sekali dengan momen hari Blogger Nasional pada tanggal 27 Oktober 2023. Blogger Medan membuat event Blogger Cup.          Awalnya Dewi juga gak ngerti banget gimana mekanisme lombanya, tapi biar ada pemicu untuk nulis dah ikut aja. 😁 Jujur, ini kali pertamanya ikut kompetisi nulis yang sistem duel. Seru sih, ditambah lagi tema menulis yang diumumkan pada jam tertentu plus waktu menulis yang hanya 24 jam. Padahal biasa ngejar DL yang 3 hari bisa cengap-cengap, haha.  Gak cuma Dewi, tapi banyak peserta yang merasa seperti memacu adrenalin, kayak naik rollercoaster.  Tulisan pertam

Belajar Dasar Blog dan SEO di Kelas Blogger Medan

Rudi Hartoyo memberikan materi         Belajar menjadi blogger tentu harus mengenal berbagai hal tentang blog, mulai dari template, domain, tools pendukung seperti google console dan google analytics, dan tentu saja SEO.         SEO belakangan menjadi istilah yang trending dan menarik. SEO atau Search Engine Optimization yang merupakan teknik optimasi sebuah web agar mesin pencarian dapat menempatkan halaman web kita di halaman pertama mesin pencari dengan keyword tertentu.         Terdengar amazing ya, namun gampang-gampang mudah juga mencapainya. Kita harus bisa menentukan judul dengan keyword yang tepat, label, konten, gambar, internal link dan lain-lain. Belajar blog kali ini di fasilitasi oleh Blogger Medan, di Kopikuni. Belajar kali ini cukup ekslusif karena hanya anggota Blogger Medan saja dengan jumlah peserta yang terbatas. Anggota Blog Medan serius mengerjakan tugas        Dengan suasana Sersan, serius tapi santai, peserta tampak antusias mengikuti kelas internal ini. Ten

Aman dan Nyaman, Kriteria Esensi Sebuah Hunian

Punya rumah aman dan nyaman, tentu menjadi idaman siapapun. Setelah lelah bekerja, pasti ingin menempati hunian yang nyaman plus aman. Namun yang masih dipertanyakan, apa ada spesifikasi rumah demikian namun harga terjangkau? Seperti teman dekat saya. Beberapa hari yang lalu, ia menelpon saya, lebih tepatnya curhat soal lingkungan rumahnya yang kurang aman. Tetangganya sering kemalingan, ia pun tak luput dari kemalangan tersebut. Beberapa barang yang terletak di teras atau halaman sering raib. Siapa yang nyaman coba tinggal di daerah tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari rumah lain dan menjual rumahnya tersebut. Rumah menjadi hal yang esensial untuk kita ya. Mau kita sebagai pekerja atau ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktu di rumah, keamanan tentu menjadi hal penting. Maka sangat krusial untuk mengetahui sistem keamanan lingkungan perumahan yang nantinya bakal ditempati. Singkat cerita, akhirnya saya membantu si teman tadi untuk mencari rumah di Medan sesuai deng